Favorit Saya

Get Connection

Ceritanya: Putra Minang Belajar Budaya Melayu (PART II)

.....Semua pasangan yang sudah "fixed" dipersilahkan untuk latihan "Catwalk" sebagai persiapan parade pada hari Kamis nanti, 04 Juni 2015. Saya dan novi mulai berdiskusi dan juga membahas serta saling berbagi tentang apa yang kira-kira perlu dipersiapkan. Singkat cerita, taklimat itu pun berakhir pada pukul 12.40.


           Setelah shalat zuhur, saya pun mulai bergerak mencari kostum yang bisa disewa atau dipinjam. Aku pun langsung tancap telebih dahulu ke Yayasan MASMUR, dikarenakan ada jadwal mengajar di sana. Setelah tugas selesai, langsung menuju ke salah satu sanggar yang ada di Pekanbaru. Namun, sayang sekali, orang yang punya tidak ditempat. Aku pun berinisiatif mengambil nomor telepon dan menghubunginya pukul 16.50. dan direspon postifi. Di malam harinya, saya pun datang kembali, namun tidak ada respon ketika saya memencet bel dan mengetok pintu sambil mengucapkan salam. Saya coba telpon dan kirim pesan, namun tetap tidak ada respon. Akhirnya saya meninggalkan sanggar itu dengan hati yang cukup kesal.

           Esok hari, aku mencoba menghubungi Anggi Saputra, salah satu finalis harapan I tahun lalu. Dan aku juga mencoba menghubungi bang Yuspa (Alumni IChYEP-PPAN 2013 dan juga finalis Duta Bahasa beberapa tahun lalu) untuk minta sedikit ilmu dan pencerahan. Setelah itu, saya juga coba menghubungi Romi dan bang Dedi Safrizal (Alumni SSEAYP PPAN) 2013. Dan terakhir, saya meminta bantuan Tari (sahabat saya di "Keluarga Cemara" sewaktu seleksi PPAN 2 tahun ini: tapi gak jebol, hehe) atas rekomendasi dari bang yuspa. Alhamdulillah saya mendapat pinjaman kostum baju adat melayu sepasang lengkap dengan aksesorisnya dari Tari. Dan yang penting, Gratis..hehehe. Maklum, masih mahasiswa. Dan saya juga mendapat pinjaman kain samping (Songket bermotif Bunga Kemboja) dari Romi. Ditambah keris dan kancing baju berantai mode cekak musang dari bang dedi syafrizal. Serta nasehat-nasehat tambahan dari Anggi dan bang Yuspa. Semuanya ikut andil membantu.

           Keesokan harinya, saya disibukkan dengan perkuliahan dan beberapa tugas. Setelah itu saya lanjut mencoba memahami materi yang kira-kira akan ditanyakan pada saat tampil nanti, ditambah dengan mencari info-info terbaru seputar bahasa, politik, ekonomi, agama, dan isu-isu terhangat saat itu. Tidak lupa pula berkoordinasi dengan novi selaku partner saya nantinya. Sore hari, aku beserta beberapa peserta lainnya ikut berlatih catwalk di lokasi acara. Ada Elysa Rizka Armala, Oktahari Mulya, AlRahmat Putra, Nurliana, dan ada Vera, Joni Nopian, serta Novi. Semuanya ikut membantu dan memberi masukan. Maklum, semuanya dinilai, dan aku pun berusaha untuk tampil perfecto.  

            Laptop masih diservice, adek juga sedang pakai notebook, akhirnya nebeng dengan firdaus, salah satu partner saya di manajemen Sigma Entertainment sebagai tim profesional di bidang nasyid. Saya pun mulai searching bahan yang masih kurang dan perlu dibaca. Singkat cerita, saya pun tertidur karena keletihan dan waktu menunjukkan pukul 00.00, kira-kira begitu.

            Hari H, tiba saaatnya untuk bersiap-siap untuk berlaga di kancah provinsi. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada junior saya di BEM FKIP, Yana Nursita, yang minjamin bedaknya,,,hahaha.. Maklum, make-up juga perlu. Dan kompetisi itu pun dimulai dengan parade dari semua pasangan Finalis Duta Bahasa. Pendukung dari ESA (English Student Association) dan teman-teman seangkatan pun datang untuk memberi dukungan. Ada Hasti, Dika, Anggi, Ara, Mita, Anggia, dan beberapa junior dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Bisa dibilang, suporter saya yang paling ramai. Setelah itu dilanjutkan dengan tanya jawab dari juri dan oleh peserta finalis. Singkat cerita, tibalah giliran saya yang diberi pertanyaan. Pertanyaan tentang perbedaan antara pakaian cekak musang dengan teluk belanga. Dan saya pun menjawab dengan lugas dan disuguhi dengan pantun pada awalnya. Namun, sayang sekali, saya salah berucap, jawaban yang saya sampaikan kurang tepat. Pupuslah sudah harapan. Tapi, saya tetap tampil prima dan elegan, yah, namanya juga kompetisi, terkadang lancar, terkadang kesulitan. 

          Setelah semua peserta mendapat giliran, waktunya istirahat sejenak. Sholat dan Makan, sambil menunggu pengumuman para juri. Sambil menunggu para juri, para pembawa acara pun bercerita tentang pengalaman mereka mengikuti ajang ini tahun lalu. Dan saya pun diminta menyanyikan sebuah lagu, featuring Haris, sahabat saya yang lebih dulu naik ke panggung. Singkat cerita, tibalah pengumuman. Tiga juri didatangkan sebagai penilai Fakhrunnas MA Jabbar dari kalangan akademisi, Moesthamir Thalib sebagai budayawan dan Hary B Kori'un, jurnalis. Dari Balai Bahasa Riau, Agus Sri Danardana, telah siap untuk memberikan pengumuman yang ditunggu-tunggu. 

inilah hasilnya
Juara I sampai harapan II serta Juara Favorit

Champion, akan mewakili riau di kancah nasional 2015, di Medan (Fembiarta Binar dan Silvia Riski)

Dan selamat kepada para pemenang, Kepada bang Ilham (wakil ppan ke China tahun ini), sahabat saya Haris, dan tertuama partner saya Tengku Noviena Yahya, yang luar biasa cetar membahana badai. harusnya kamu juara satu. Tapi, keputusan juri mutlak, semoga itu yang terbaik. The End. Selamat jumpa di tahun depan. Dan saya tidak akan pernah berhenti mencoba.
Dapatkan artikel terbaru via Facebook, Twitter dan Google+ :

Bagikan artikel ini ke:
Facebook Twitter Google+ Linkedin Digg

2 Responses to "Ceritanya: Putra Minang Belajar Budaya Melayu (PART II)"

  1. Hai Dhani..
    Tulisan yang bagus..
    tetap semangat membangun negeri ya kawan seperjuangan,
    See you on the TOP!

    Salam,
    Fembiarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bg... selamat ya bang. Amin..

      Hapus

blogroll