Favorit Saya

Get Connection

PEKAN SASTRA: Sesi Berbalas Pantun

Anak itik tekedik-kedek
Tekedek-kedek campak ke longkang
Kalaulah tuan memang bijak dan cerdek
Apekah alat pemotong pinang.

Pantun di atas adaalah pantun pertama yang saya hafal ketika mempelajari pantun. Mulai dari Pekan Bahasa yang saya ikuti, alhamdulillah masuk final 30 besar, namun belum waktunya menjadi pemenang. Maka Pekan Sastra menjadi destinasi ke dua setelah sebelumnya mengikuti Pekan Bahasa.

Bukan syair sembarang syair
Bukan pantun sembarang pantun
Memang saya bukan penyair
Tapi tetap belajar dan terus tekun

          Robi Komari, adalah salah satu binaan saya di sanggar binar bidang olah vokal. Ketika pertama kali bertemu, saya sudah menyangka bahwa dia memang dilahirkan sebagai "pakem" melayu yang handal. Bersama beberapa temannya di grup olah vokal, dia saya ajak untuk beradu kemampuan menyanyikan lagu melayu di MIPA EXPO, dan dilanjutkan di Festival lagu melayu di Kemahasiswaan. Dugaan saya kebeulan tepat. Juara III ia sabet sebagai pertanda bahwa ia adalah salah satu jawara lagu melayu. Di sinilah asal mula dan terngiang hingga di otak alam bawah sadar bahwa ia bisa pertantun. Atas dasar ingatan itu, saya pun berniat membawanya ke ajang Berbalas Pantun Juni mendatang. 

         Selain berbalas pantun, saya juga merekomendasikannya beserta teman-teman yang lain untuk ikut berlomba membaca syair. Termasuk saya pun turut serta. Namun saya belum menemukan titik kemenangan, karena memang banyak yang lebih bagus dan perfect dari pada saya. 

Bersambung.....

          
 
Dapatkan artikel terbaru via Facebook, Twitter dan Google+ :

Bagikan artikel ini ke:
Facebook Twitter Google+ Linkedin Digg

2 Responses to "PEKAN SASTRA: Sesi Berbalas Pantun"

blogroll