Favorit Saya

Get Connection

SEKELUMIT PEMIKIRN (NASYID-PART2)

"Why...?"
              Berbicara tentang nasyid, kita tidak akan terlepas dari yang namanya dunia musik. Itu sudah mutlak adanya. Banyak yang masih berpikir bahwa, tidak perlu latihan vokal, tidak perlu belajar alat musik, dan tidak perlu workshop, serta latihan rutin. Bahkan ada tim nasyid yang salah satu personilnya manager dari salah satu tim di luar managemen yang ia naungi (Sumber: Cerita bg Yedo, Praktisi Nasyid Riau). Mungkin, bagi sebagian kalangan, itu sah-sah saja. Namun, dalam hal profesionalitas, itu tidaklah lumrah.

Menyambung dari postingan sebelumnya, banyak hal yang ingin saya ungkapkan dan bahkan ada yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tatkala hati sudah menjadi satu, dan pikiran sudah terfokus, maka lahirlah sebuah ide yang brilian, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan teroganisir "Quote by Dhani. (Mungkin tulisan saya agak alai...hahaha).

Ada BEBERAPA HAL yang membuat nasyid ini terlihat seperti suram tanpa makna, belepotan tanpa sinergitas, abal-abal tanpa konsep.
  1. Niat yang salah kaprah. Segala sesuatunya tergantung kepada niat. Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan bernasyid, sebagian dari kita mungkin akan menjadi tenar. Namun, kembali kepada niat kita, apakah hanya sebatas itu kita bernasyid? Kalau hanya itu, maka merugilah kita membuang-membuang waktu, pikiran, dan tenaga kita. Sifat "ujub" adalah salah satu sifat yang pasti akan selalu membayangi niat kita yang tadinya sudah lurus dan benar. Namun di sebalik itu, kita haruslah sadar bahwa segala sesuatunya akan terjadi atas kehenda  yang Maha Kuasa, yaitu Allah Azawajalla.
  2. Tidak Fokus. Ya, apa pun itu, sesuatu hal yang kita kerjakan, namun tidak fokus, sampai kapan pun, apa yang kita kerjakan tidak akan pernah mencapai kata "finish". Kalau pun kelar, paling hasilnya abal-abal. Ya, seperti itulah saya melihat para penyanyi nasyid yang bertebaran di Indonesia ini, khususnya di Riau.
  3. Tidak Visioner. Untuk apa kita bernasyid ? (Insya Allah ini judul buku yang akan saya tulis segera).  Sebagian besar kalangan munsyid memiliki keinginan bahwa nasyid ini dikenal dan disenandungkan lebih intenst dari pada lagu-lagu pop yang lahir dari band-band papan atas. Ya, jelasnya, tujuan dari nasyid adalah berdakwah, menyampaikan pesan-pesan kebaikan, nasehat-nasehat, serta salah satu cara untuk memasukkan nilai-nilai agama islam ke kalangan masyarakat di mana pun berada. Namun, dari semua niat baik itu, kalau tidak diikuti dengan keinginan untuk berjuang dan bekerja keras, mulai dari menyusun ide, konsep dasar, serta me-"list" target-target serta tujuan, semua yang kita inginkan mungkin sulit akan tercapai.
  4. Komitmen yang lemah. Keitiqomahan dan integritas merupakan harga mati. Seandainya tidak ada satu pun kader yang tersisa untuk mengembangkan nasyid ini, siapa lagi? Kalau bukan kita menggerakkan perdaban musik islami ini, siapa lagi? Biarlah komitmen yang menjawabnya.
  5. Nampil Dadakan dan apa adanya. Nasyid juga butuh workshop dan pelatihan. Sebuah tim nasyid akan banyak dilirik dan diminati orang jikalau menampakkan sebuah kualitas yang mumpuni. Itu semua akan lahir dari latihan rutin kita yang harus kita jalani dengan sabar dan ikhlas. Ya, Sabar dan ikhlas. mengapa? karena ini adalah bagian dari dakwah. Dan masih banyak lagi yang membuat nasyid ini seperti tidak banyak diminati, bahkan oleh orang islam itu sendiri

Tunggu Tulisan Selanjutnya....
 "How...?"

Dapatkan artikel terbaru via Facebook, Twitter dan Google+ :

Bagikan artikel ini ke:
Facebook Twitter Google+ Linkedin Digg

0 Response to "SEKELUMIT PEMIKIRN (NASYID-PART2)"

Posting Komentar

blogroll